Sabtu, 18 Februari 2023

BELAJAR KENAL DAN PRAKTEK MENULIS PUISI

 

BELAJAR KENAL DAN PRAKTEK MENULIS PUISI


Resume ke-17

Gelombang: 28

Tanggal: 15 Februari 2023

Tema: Menulis Puisi

Narasumber: Dr. Hj. E. Hasanah, M.Pd.

Moderator: Sim Chung Wei, SP.






Biodata Narasumber :
E. Hasanah, dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 10 Agustus 1967 dari pasangan Bapak Adjar Djarkasih dan Umi Siti Aisyah. Menikah dengan Drs. M. Hasan, M.Si. tahun 1988 dengan dikaruniai tiga orang anak yakni, Hanief Syahrizal, S.Pd. (guru Matematika di SMAN 1 Cicurug), Hasbi Aprizal, S.Hum. (merintis usaha), dan Hasri Ahsanti, S.Tr. (bekerja di Rumah Sakit Paru Karawang).

Riwayat Pendidikan: 
SDN Bojong Genteng (lulus tahun 1980), 
Madrasah Diniyah (lulus tahun 1982), 
Madrasah Tsanawiyah Al-Manshuriyah Pamatutan (lulus tahun 1983), 
SMA Negeri Cibadak Sukabumi (lulus tahun 1986), 
Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Ibn Khaldun Bogor (lulus tahun 1992). 
Pascasarjana IMNI program studi manajemen Pendidikan (lulus tahun 2010) 
Pascasarjana Program Studi Administrasi Pendidikan UNINUS (lulus tahun 2019)  
Pascasarjana Ilmu Pendidikan (S3) di UNINUS Bandung (lulus tahun 2022).

Riwayat Pekerjaan: Berkiprah di dunia Pendidikan sebagai 
guru di MAN Cibadak (1994-2015) 
guru di beberapa lembaga pendidikan swasta (1990-2017), 
Pendiri Yayasan Pendidikan Halima Al-Azar (Kursus, Kober, dan TK Halima Bojonggenteng, 2002 - sekarang) 
Pengawas Madrasah Aliyah di Kankemenag Sukabumi (2015 - sekarang) 
Pengajar di STAI Kharisma Cicurug.

Prestasi yang telah diraih: diantaranya 
Pengawas berprestasi tingkat Jawa Barat tahun 2021  
salah satu Peraih Anugerah Guru dan GTK Kemenag Berprestasi Tingkat Nasional Kategori Pengawas Madrasah Berprestasi tahun 2021, 
pengelola kursus berprestasi ke-3 tingkat provinsi Jawa Barat tahun 2015   

Buku Solo  
Buku Panduan Guru Penulis Pemula (buku solo dengan ISBN 978-623-378-050-6, terbit September 2021) 
Selaksa Suara Sukma (Buku solo dengan ISBN 978 623 378 538 9 terbit 2023),  

Buku antologi 70 judul, diantaranya; 
Tantangan Pendidikan Abad ke-21_Antologi Artikel Dunia Pendidikan Indonesia di Era Digital; 
Menggerakkan Literasi Mencerdaskan Generasi_Antologi Pegiat Literasi Berbagi dan Beraksi; 
Inspirasi dalam Untaian Puisi,

Motto
"Sesungguhnya hanya orang-orang berakal yang dapat menerima pelajaran" (QS Az-Zumar [39]: 9)


MENULIS PUISI
Apakah puisi itu? Berikut beberapa definisi

Menurut KBBI
Ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.
Gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilah dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama dan makna khusus.

Sajak
Jika Puisi diartikan sebagai Sajak, maka dalam sajak ada beberapa pembagian :
Sajak bebas puisi yang tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak terikat oleh jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap larik:
Sajak berpola puisi yang mencakupi jenis sajak yang susunan lariknya berupa bentuk geometris, seperti belah ketupat, jajaran genjang, bulat telur, tanda tanya, tanda seru, ataupun bentuk lain,
Sajak dramatik sas puisi yang memiliki persyaratan dramatik yang menekankan tikaian emosional atau situasi yang tegang
Sajak lama puisi yang belum dipengaruhi oleh puisi barat, seperti pantun, gurindam, syair, mantra, dan bidal 
Sajak mbeling sajak ringan yang tujuannya membebaskan rasa tertekan, gelisah, dan tegang, sajak main-main

Puisi menurut H.B. Jassin
Suatu karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap suatu hal atau kejadian tertentu.

Struktur Fisik Puisi (Unsur Wujud) 
Bentuk: Berbentuk baris - bait
Diksi: Pemilihan kata indah & memiliki kekuatan makna
Majas: Bahasa kias untuk mengungkapkan isi hati penyair
Rima: Persamaan bunyi di baris/akhir baris untuk memunculkan keindahan bunyi

Jenis-jenis Puisi
Puisi Lama: Puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan yaitu jumlah kat dalam 1 baris, jumlah baris dalam 1 bait, persajakan (rima), banyak suku kata di tiap baris.
Puisi Baru: Puisi yang tidak terikat oleh aturan yang mana bentuknya lebih bebas dari pada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.

Ciri-ciri Puisi Lama
Tidak diketahui nama pengarangnya
Penyampaian dari mulut ke mulut yang merupakan sastra lisan.
Sangat terikat akan aturan misalnya jumlah baris di tiap bait.
Jenis-jenis Puisi Lama

Mantra, yaitu ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib. Contoh: mantra untuk mengobati orang dari mahluk halus
Sihir lontar pinang lontar
Terletak diujung bumi
Setan buta jembalang buta 
Aku sapa tidak berbunyi

Pantun, adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, setiap bait terdiri dari 4 baris, dan di tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, sedangkan 2 baris berikutnya sebagai isi. Contoh: pantun nasihat.
Sungguh elok emas permata
Lagi elok intan baiduri
Sungguh elok budi bahasa
Jika dihias akhlak terpuji

Seloka, adalah pantun yang berkait atau bertautan. Contoh:
Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam dan siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis terguncang

Talibun, yaitu pantun genap yang setiap barisaya terdiri dari 6, 8 atau 10 bar Contoh:
Anak orang di padang tarap
Pergi berjalan ke kebun bunga
Hendak ke pekan hari tiap senja
Di sana sirih kami kerekap
Meskipun daunnya berupa 
Namun rasanya berlain juga



Ciri-ciri Puisi Baru
Memiliki bentuk yang rapi dan simetris (sama)
Persajakan akhir yang teratur
Menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain.
Sebagian besar puisi empat seuntai (baris)
Jenis-jenis Puisi Baru

Balada, yaitu puisi berisi kisah/cerita
Himne, adalah puisi pujaan untuk menghormati tuhan, seorang pahlawan, atau tanah air 
Ode, adalah pusi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi bersifat menyanjung terhadap pribadi tertentu. 
Epigram, yaitu puisi yang berisi tuntunan /ajaran hidup.
Romansa, adalah puisi yang berisi luapan cinta kasih 
Elegi, adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan
Satire, yaitu puisi yang berisi sindiran/kritik


Praktek Membuat Puisi

BUAT PARA F1ers
Toto Mulyoto 

Jangan tampilkan wajah sayu
Kami tak perlu kalian tunggu 
Jangan tampakkan rasa sedih
Saksikan kami masih tertatih
 
Meski kalimat sering tercekat
Kisah indah tak pernah mengalir cepat
Yang menakutkan bukanlah terlambat
Dan kegagalan bukanlah laknat 

Melajulah terus menuju garis batas
Lewati semua dan singkirkan rintangan
Kami setia meniti hari menata kata
Dalam belantara yang sembunyikan titik dan koma
 
Melajulah kawan, teruskan hingga tuntas
Lewati semua dan gapailah kemenangan
Tunggulah kami di ujung jalan
Atau di puncak tangga pendakian

Siapkan diri kalian dengan tenang 
karena kami pasti akan datang
Sekarang kami jauh di belakang
namun tetap yakin akan menang 

Ketika nanti saatnya tiba,
Tangkupkan dua tangan menjura
Iringi kami dengan langkah-langkah kecil
Bersama-sama lantangkan suara: KITA BERHASIL!

BELAJAR 

Diksi & Seni Bahasa

 Diksi & Seni Bahasa

Resume ke-18

Gelombang: 28

Tanggal: 17 Februari 2023

Tema: Diksi dan Seni Bahasa

Narasumber: Maydearly (Maesaroh, M.Pd )

Moderator: Widya Arema






BIODATA NARASUMBER:
  1. Sumber: https://maydearly.blogspot.com/2021/07/biodata.html 
  2. Nama penanya Maydearly, beliau ingin nama ini yang dikenalkan dalam KBMN. Guru di SMPN 1 Lebakgedong, Kabupaten Lebak, Banten ini dilahirkan di Lebak pada tanggal 26 November 1989. 
  3. Pendidikan  
  • MI Al-Hidayah Cinyiru pada tahun 1996
  • SMP Negeri 1 Cipanas
  • SMA Negeri 1 Cipanas lulus pada tahun 2008
  • S-1 di STKIP Setiabudhi Rangkasbitung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, lulus pada tahun 2013.
  • Pendidikan Magister di Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Study Pendidikan Bahasa Inggris selesai pada tahun 2020.
Buku-buku karya Penulis:
  1. 10 Buku Antologi 
  2. 2 Buku Kurator Jejak Pena Pengembara Aksara, dan Kisah Para Pendaki Mimpi
  3. Buku Duo Litersi Digital untuk Abad 21 bersama Prof. Eko Indrajit
  4. Buku Solo Trik Jitu Menjadi Penulis Milenial
  5. Buku Solo Episode 1 Januari 2020 dalam Kenangan
  6. Buku Solo Catatan Inspiratif
Pengalaman Mengajar :
  1. Guru di SD Kristen Mardi Utomo (2009-2010)
  2. Guru di SMPN 2 Lebakgedong (2009 - 2014)
  3. Guru di SDN 2 Ciladaeun (2010 - 2012)
  4. Guru di SMKN 1 Lebakgedong (2015 - 2017)
  5. Guru di SMPN 1 Lebakgedong (2011 - Sekarang)
  6. Asisten Dosen di Kampus STKIP Setiabudhi (2010 - 2012)
Pengalaman Narasumber :
  1. Narasumber Webinar Assesment of Product and Project for US di MGMP Wilbi 3 Kab. Lebak
  2. Teacher Training and Consultancy di ProNative (Maret 2021)
  3. Narasumber Kelas Menulis PGRI 
  4. Narasumber Kelas Menulis WIMP MPA
  5. Narasumber Kelas Guru Motivator Literasi Digital (GMLD)
Pengalaman Organisasi :
  1. Ketua ELOS di STKIP Setiabudhi (2010 - 2012)
  2. Pengurus MGMP Bahasa Inggris WILBI 3 di Bidang Pengembangan dan Inovasi (2017- Sekarang)
  3. Pembina OSIS SMPN 1 Lebakgedong (2017-2021)
  4. Kepala Pustakawan SMPN 1 Lebakgedong (2021)
  5. Pembina LKIR SMPN 1 Lebakgedong (2021)
  6. Ketua Pelatihan Menulis PGRI Gelombang 18 (2021)
  7. Admin Grup Pelatihan Menulis Gel. 18,19,20,21,22.
  8. Admin Grup Pelatihan Menulis WIMP MPA Angkatan 1
  9. Admin Tim Solid Omjay Pelatihan Menulis
  10. Founder Kelas Menulis Remaja Berkarya (Gelar Tikar/Tinta Karya) 
  11. Founder Kelas Menulis Pucuk Diksi
Motto Naasumber :
"Menulislah untuk hidup seribu tahun"

Medsos Narasumber:
  1. Personal Branding : Sang Blogger Milenial
  2. Instagram : Maydearly89
  3. Facebook : Mamah Agam
  4. Email : maydearly@gmail.com.
  5. Situs blog : maydearly.blogspot.com

Materi Nasumber: DIKSI DAN SENI BAHASA

Diksi – menurut narasumber - akar katanya dari bahasa Latin: dictionem, yang kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi diction Kata kerja ini berarti: pilihan kata. Maksudnya, pilihan kata untuk menuliskan sesuatu secara ekspresif, sehingga tulisan tersebut memiliki ruh dan karakter kuat, mampu menggetarkan atau mempermainkan pembacanya.

Selanjutnya narasumber menyampaikan bahwa orang yang memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah dan berbobot dalam sejarah bahasa, adalah Aristoteles – seornag filsuf dan ilmuwan Yunani. Gagasan itu ia sebut diksi puitis yang ia tulis dalam Poetics– salah satu karyanya. Seseorang yang akan menulis indah, khususnya puisi, harus memiliki kekayaan yang melimpah: diksi puitis. 

Disampaikan pula oleh narasumber bahwa gagasan Aristoteles dikembangkan fungsinya, sehingga diksi tidak hanya diperlukan bagi penyair menulis puisi, tapi juga bagi para sastrawan yang menulis prosa dengan berbagai genre-nya.

William Shakespeare menurut narasumber dikenal sebagai sastrawan yang sangat piawai dalam menyajikan diksi melalui naskah drama. Ia menjadi mahaguru bagi siapa saja yang berminat menuliskan romantisme dipadu tragedi. Diksi Shakespeare relevan untuk menulis karya yang bersifat realita maupun metafora. Gaya penyajiannya sangat komunikatif, tak lekang digilas zaman.

Selanjutnya narasumber menyampaikan materi dengan model tanya - jawab

Mengapa diksi begitu penting dalam kajian sebuah bahasa? Sebab banyak keindahan  atas sebuah kata yang tak tereja oleh bibir. Diksi bak pijar bintang di angkasa yang menunjukan dirinya dengan kilauan, mempesona dan tak membosankan.
Apakah begitu sulit kita dalam berdiksi? Terkadang banyak penulis yang merasa takut dalam memulai sebuah tulisan, terkadang lidah kita merasa kelu untuk menulis sesuatu yang menakjubkan. Ada keraguan yang dibungkam sebelum diterjemahkan dalam bahasa.
Apakah mungkin saya bisa menulis sebuah bahasa yang indah? Menulis itu sederhana, sesederhana mengadukan gula dalam gelas kopi. Menulis dari apa yang kita lihat, apa yang kita rasakan dan apa yang kita dengarkan
Jurus apa yang harus kita pakai agar kita mampu menulis dengan segala keindahan? Libatkan 5 macam panca indera kita. Penting untuk menjadi peka dan baper :
  1. Sense of Touch adalah menulis dengan melibatkan indera peraba. indra peraba dapat digunakan untuk memperinci dengan apik tekstur permukaan benda, atau apapun. Penggunaan indra peraba ini sangat cocok untuk menggambarkan detail suatu permukaan, gesekan, tentang apa yg kita rasakan pada kulit. Aplikasi indra peraba ini juga sangat tepat digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak terlihat, seperti angin misalnya. Atau, cocok juga diterapkan untuk sesuatu yang kita rasakan dengan menyentuhnya, atau tidak dengan menyentuhnya.Contoh: Pada pori-pori angin yang dingin, aku pernah mengeja rindu yang datang tanpa permisi
  2. Sense of Smell adalah menulis dengan melibatkan indra penciuman hal ini akan membuat tulisan kita lebih beraroma. Tehnik ini akan lebih dahsyat jika dipadukan dengan indra penglihatan.Contoh: Di kepalaku wajahmu masih menjadi prasasti, dan aroma badanmu selalu ku gantungkan dilangit harapan
  3. Sense of Taste adalah menulis dengan melibatkan indra perasa. Merasakan setiap energi yang ada di sekitar kita. Penggunaan indra perasa sangat ampuh untuk menggambarkan rasa suatu makanan, atau sesuatu yg tercecap di lidah.Contoh: Ku kecup rasa pekat secangkir kopi di tangan kananku, sembari ku genggam Hp tangan  kiriku. Telah terkubur dengan bijaksana, dirimu beserta centang biru, diriku bersama centang satu
  4. Sense of Sight adalah menulis dengan melibatkan indra penglihatan memiliki Prinsip “show, don’t tell". Selalu ingat, dalam menulis, cobalah menunjukkan kepada pembaca (dan tidak sekadar menceritakan semata). Buatlah pembaca seolah-olah bisa “melihat” apa yang tengah kita ceritakan. Buat mereka seolah bisa menonton dan membayangkannya.  Prinsip utama dan manjur dalam hal ini adalah DETAIL. Tulislah apa warnanya, bagaimana bentuknya, ukurannya, umurnya, kondisinya.Contoh: Derit daun pintu mencekik udara ditengah keheningan, membuatku tersadar jika kamu hanya sebagai lamunan
  5. Sense of hearing adalah menulis dengan melibatkan energi yang kita dengar. Begitu banyak suara di sekitar kita. Belajarlah untuk menangkapnya. Bagaimana? Dengarlah, lalu tuliskan. Mungkin, inilah sebab mengapa banyak penulis sukses yang kadang menanti hening untuk menulis. Bisa jadi mereka ingin menyimak suara-suara. Sebuah tulisan yang ditulis dengan indra pendengaran akan terasa lebih berbunyi, lebih bersuara. Selain itu, penulis juga bisa berkreasi dengan membuat hal-hal yang biasanya tak terdengar menjadi terdengar.Contoh: Derum kejahatan yang mendekat terasa begitu kencang. Udara hening, tetapi terasa berat oleh jerit keputusasaan yang dikumandangkan bebatuan, sebuah keputusan yang menghakimiku untuk tak lagi merinduimu
Acap kali dalam menulis kita hanya melibatkan otak kita sebagai muara untuk berpikir tanpa kita dengar, tanpa kita rasa, tanpa kita raba, jika terkadang sesuatu di pelupuk mata bisa menjadi rongga untuk mencumbu tulisan kita.
Mengapa kita selalu melihat kursi yang kita duduki dengan pandangan yang begitu sederhana? Sesekali buatlah ia mempesona dan anggun. Di atas kursi ini, aku pernah memeluk ratapan bagaimana menungguimu dengan sebuah doa takdim. Setiap apapun yang kita lihat, sesekali kita rasakan, kita raba, bahkan kita ampu kan sebagai sebuah senyawa yang mampu bersuara.

Yakin, masih terasa sulit menulis diksi?

Narasumber pun menutup pertemuan dengan beberapa quote untuk memotivasi

Setelah mencoba, kita akan yakin, setelah yakin Pasti Bisa
...a true writer is someone that never feeling down. 
Betapa pun sulitnya keadaan yang kita hadapi, jangan sekali-sekali putus asa. Selalu berusaha, mencoba dan terus mencoba. Seberapa sulit pun seorang penulis menata perasaannya, ia selalu mampu menumbuhkan ide-ide baru


ADMINISTRASI GURU ONLINE

 Capaian Pembelajaran (CP) Implementasi Kurikulum Merdeka SD Fase C