Senin, 16 Januari 2023

karya ilmiah menjadi buku best seller

Karya ilmiah menjadi sebuah buku




Judul              : Menyulap KTI Menjadi Buku

Resum ke-     : 4

Gelombang    : 28

Tanggal          : 16 Januari 2023

Tema              : Menulis Buku dari Karya Ilmiah

Narasumber   : Eko Daryono, S.Pd.

Moderator      : Nur Dwi Yanti, S.Pd.


Menyulap KTI Menjadi Buku

Menulis merupakan literasi yang tertinggi setelah mendengar, berbicara, dan membaca. Kegiatan menulis tidaklah mudah bagi pemula, namun tetap harus dilakukan dalam rangka ikut memberikan sesuatu pada peradaban. Manusia akan semakin mudah dilupakan jika tidak meninggalkan tulisan.

"Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari."Pramudya Ananta Toer.

Penulis pada kesempatan ini membuat resume kegiatan Belajar Menulis Gelombang ke-28 memasuki pertemuan yang ke-4 dengan tema "Menulis Buku dari Karya Ilmiah" yang dibawakan narasumber Bapak Eko Daryono, S.Pd. dan moderator Nur Dwi Yanti, S.Pd.

Menulis buku dari karya ilmiah bukanlah hal yang mudah, tidak bisa sekedar mengcopi paste. Hal ini disebabkan banyaknya perbedaan antara keduanya. Meskipun sangat rumit, sulit, dan memakan waktu. kalau sudah ada niat maka dijamin akan lebih mudah, apalagi kalau sudah mengetahui cara dan triknya.

Narasumber mengawali pemaparan materi dengan menjelaskan apa itu KTI?

KTI dalam Peraturan Kepala LIPI Nomor 2, Tahun 2014 tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah.

Secara umum KTI ada dua, yaitu KTI Nonbuku dan KTI Buku

KTI Nonbuku, antara lain:

KTI bidang akademis untuk mendapatkan gelar: tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi

KTI hasil penelitian: PTK, PTS, best practice, makalah, artikel, jurnal

KTI berupa ulasan atau resensi

KTI Buku, antara lain:

Buku Bahan Ajar: diktat, modul, buku ajar, buku referensi

Buku Pengayaan: monografi, buku teks, buku pegangan, buku panduan

Buku kompilasi: bunga rampai, prosiding


Karya ilmiah merupakan suatu pemikiran yang utuh. Karya ilmiah adalah sebuah gagasan lengkap. Dalam menulis karya ilmiah, penulis diharapkan mampu untuk mengomunikasikan temuan atau gagasan ilmiahnya secara lengkap dan jelas agar mudah dipahami.


Menulis sebuah karya ilmiah tidak dapat dilakukan sembarangan. Terdapat beberapa tata cara penulisan karya ilmiah atau teknik penulisan. Hal ini dapat berbentuk skripsi, tesis, PTK, artikel ilmiah, dan bisa laporan penelitian, dll. yang ditulis berdasarkan hasil riset ilmiah. Nah, biasanya setelah semua karya ini dibuat dengan penuh perjuangan, ujung-ujungnya karya tersebut hanya singgah di perpustakaan kampus atau sekolah saja. Dengan demikian, pembacanya terbatas hanya warga kampus atau sekolah itu saja. Maka dari itu sangatlah penting untuk dijadikan buku.

Struktur penulisan KTI



Perbedaan laporan KTI dan KTI yang dikonversi menjadi buku

Cara mengkonversi KTI menjadi buku:
Memodifikasi Judul
Judul KTI umumnya mengandung unsur: variabel penelitian, objek penelitian, dan setting penelitian (baik tempat maupun waktu).
Judul buku hasil konversi harus menarik, unik, mudah diingat, dan mencerminkan isi buku agar mempunyai daya tarik dan daya jual yang tinggi.
Memodifikasi Sistematika dan Gaya Penulisan
KTI Nonbuku yang berupa laporan hasil penelitian umumnya bersistematika baku, tidak tampak lagi adanya sub bab-sub bab yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah.
Memodifikasi Bab I
Bab I yang biasanya PENDAHULUAN boleh tetap PENDAHULUAN, boleh PEMBUKA atau kata lain yang menggambarkan kemenarikan buku, tetapi secara struktur, tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab seperti latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor latar belakang.
Memodifikasi Bab II



Susunan bab dan sub bab di atas jika diubah dalam gaya penulisan buku menjadi beberapa bab berikut ini.

Memodifikasi Bab III
Substansi bab 3 lebih terfokus pada metode, teknik pengumpulan data (instrumen), serta analisis data. Jika berupa PTK berisi langkah-langkah tindakannya.
Ada beberapa alternatif yang dapat diterapkan. Benar-benar menghilangkan bab III, menginclude bab 3 di bab 2 atau menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan.

Memodifikasi Bab IV
Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV.
Pada buku, bab IV dapat dimasukkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil penelitian yang menyatu dalam buku. Bab IV tidak lagi berisi data mentah seperti nilai dari setiap siswa berikut namanya. Foto pun hanya sekedar yang dibutuhkan sebagai pendukung.

Memodifikasi Bab V
Pada laporan hasil penelitian, bab V biasanya diberi judul PENUTUP. Judul tersebut dapat dipertahankan. Hanya saja, isi bab tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, tetapi ditambahkan temuan terkait hasil penelitian.

Memodifikasi Lampiran
Lampiran yang disertakan hanyalah instrument penelitian atau data matang yang mendukung, bukan data-data mentah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi buku

1. Keaslian laporan hasil penelitian. 

Tindakan Plagiat tidak dibenarkan terlebih karya seperti PTK kadang tidak dicek keasliannya. Namun saat diterbitkan jadi buku, maka penulis harus yakin betul bahwa karya yang akan diterbitkan memang original milik penulis sendiri.

2. Menghindari kompilasi yang terlalu banyak. 

Include saja pendapat pada ahli yang mendukung substansi, selebihnya mengembangkan dengan menganalisis sudut pandang penulis.

3. Memilah dan memilih data yang dipublikasikan. 

Data matang saja yang disajikan agar buku berbobot dan tidak bombastis.

4. Modifikasi bahasa buku. 

Hindari pemakaian penanda transisi menurut hal itu, sesuai dengan pendapat lebih lanjut, si A menyatakan, berdasarkan hal tersebut. Termasuk menyebutkan kata penelitian ini, peneliti, bahkan penulis.

5. Hindari pengambilan sumber kutipan berantai atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

6. Wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku.

7. Memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN khususnya jika akan dinilaikan untuk KP sesuai Buku 4 PKB.


Selain mendapatkan pengetahuan dari materi yang dipaparkan oleh narasumber, terdapat juga banyak pengetahuan yang diperoleh dari jawaban narasumber terkait pertanyaan yang disampaikan oleh peserta pelatihan. Adapun pertanyaan mereka antara lain dipaparkan berikut ini.


P1: dari bu Lely Suryani

Bagaimana cara mengubah gaya penulisan kutipan/ pendapat dari para pakar, agar tidak sekedar copas saja?.. contohnya?

Jawab:

Sumber Asli

Peraturan Kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014 menyatakan bahwa:

“Karya tulis ilmiah yang selanjutnya disingkat KTI adalah tulisan hasil litbang dan/atau

tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh

perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah


Modifikasi

“Karya tulis ilmiah merupakan tulisan perseorangan atau kelompok dari hasil penelitian dan pengembangan, tinjauan, ulasan, kajian, dan pemikiran sistematis yang yang memenuhi kaidah ilmiah (Peraturan Kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014)


P2: Amin kurniawan

1 bagaimana caranya mebuat buku dari hasil penelitian yang failnya sudah hilang apakah mengetik ulang atau bagaimana mohon pencerahnya? 

2. Bagaimana merubah dari hasil laporan karya ilmiah.  menjadi suatu artikel yang menarik?

Jawab:

(1) Kalau ada naskahnya bisa discan kemudian dikonvert ke doc, (2) Artikel atau buku?} Kalau artikel, ringkas isi LKI-nya kemudian modifikasi judul yang menarik

P3: Dyah-Bandung

Pada pembuatan buku, lampiran KTI diubah menjadi instrumen penelitian dan data2 matang, bukan data mentah. Bisa diberikan contoh spt apa data matang dan data mentah ini?

Jawab:

Data mentah, misalnya data nilai keseluruhan siswa. Data matang : siswa yang mendapat KKM dan di bawah KKM kemudian disajikan dengan grafik.

Keuntungan yang diperoleh penulis buku dari karya ilmiah

1. Lebih bermakna dan bermanfaat

Hasil karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi, tesis, disertasi, dan artikel tidak bisa memberikan makna dan manfaat yang banyak jika hanya masih berbentuk KTI dan pasti tersimpan rapi dalam lemari. Tetapi kalau kalau semua karya tulis diubah menjadi sebuah buku maka karya kita itu akan bisa tersebar luas ke berbagai daerah se-Nusantara dan bahkan sedunia.

2. Keuntungan materi

Karya tulis yang sudah diubah menjadi buku dan apabila tersebar ke berbagai penjuru tanah air maupun dunia, tentu proses penyebarannya selain mungkin karena disumbangkan bisa melalui penjualan. Kalau penjualannya bisa meraih predikat best seller, maka sang pemilik karya akan mendapatkan keuntungan finansial yang fantastis.

3. Hasil penelitian akan tersebar luas

KTI yang sudah diubah menjadi buku akan mudah diakses oleh banyak pihak. Akibatnya, penelitian yang didapatkan pun akan diketahui oleh masyarakat luas karena bisa dijadikan rujukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan seperti pelajar, mahasiswa, guru, dan lain-lain.

4. Penilaian Angka Kredit

Menulis buku dapat memberikan angka kredit bagi ASN sebagai bukti peningkatan keprofesionalannya. Selain itu, poin buku lumayan tinggi pada ketentuan angka kredit sehingga ini sangat menguntungkan bagi bapak ibu guru.

Di akhir sesi narasumber menyampaikan statemen:

Jangan takut gagal sebelum mencoba. Berdayakan karya kita menjadi buku yang bermanfaat menjadi ladang amal kita.

Prinsipnya agar kita mantap menjadikan KTI menjadi buku adalah: “Menulis itu olah kata dengan rasa, karena menulis seperti berbicara dan teman bicaranya adalah HATI.” Eko Daryono – Sang Pena Lereng Lawu.

Demikian resum saya, semoga bermanfaat dan dapat memotivasi khususnya kepada saya untuk bisa menulis buku dari karya ilmiah. Terima kasih Bapak Eko Daryono, S.Pd.  Jazaakumulloh Ahsanal Jaza.

Bergerak dan ukir prestasi

GALI POTENSI UKIR PRESTASI

Resume hari ke 3

Tema                : Gali Potensi Ukir Prestasi

Nara Sumber  : Aam Nurhasanah S.Pd

Moderator       : Arofiah Afifi, S.Pd

Hari/Tanggal  : Jumat, 13 Januari 2023

Penulis            :Rizky Sulih Saputra, S.Pd.


 

RESUM KE 3

GALI POTENSI UKIR PRESTASI
    Untuk pertemuan ketiga ini, dimoderatori oleh Ustadzah Ovi, dan mari kita intip data Narasumber kita. Beliau adalah Bunda Aam Nurhasanah, seorang guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMPN SATU ATAP 4 CIPANAS, Kp.Gununghaur, Desa Pasirhaur, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Wow, jauh banget dari saya lokasinya ya, saya di Jateng, hehe

    Setelah diawali berkenalan kelas  KBMN 28 di buka kembali atas izin bunda Aam karena untuk mengetahui respon dari anggota terkait alasan masuk ataupun bergabung di kelas KBMN. Dari beberapa alasan banyak yang ingin menulis ingin memberikan manfaat pada peserta didik, memberikan contoh/panutan bahwa guru juga menyukai literasi dengan menulis sehingga anak didik pun ikut suka dalam menulis, selain itu ada juga yang memang passion, kemudian mengembangkan potensi, ingin menimba ilmu dan masih banyak hal lain lagi yang berbeda setiap anggota KBMN.

 


   Sesuai dengan tema malam ini, Bunda Aam ingin semua fokus pada bagaimana menggali potensi untuk mengukir prestasi. Beliau juga mengemukakan “Kita bisa mulai dengan apa yang kita sukai.  Setiap manusia diberikan kesempatan yang sama untuk menggali segala potensi yang dimiliki untuk meraih prestasi. Sebagai contoh, saya suka menulis maka saya menekuni dunia tulis. Saya menulis dari apa yang saya sukai, apa yang kita alami, atau apa yang kita kuasai. Kita bisa menulis puisi, pantun, cerpen, novel, atau kisah inspiratif yang bisa menginspirasi negeri. Namun, untuk penulis pemula banyak sekali kendala untuk memulai tulisan karena takut tulisan jelek, takut dibuli, tidak percaya diri, takut tulisan tidak sempurna, dan keraguan dalam mempublikasi tulisan sehingga tulisannya hanya disimpan di dalam draf dan membiarkan ide itu menguap hingga berlalu begitu saja. Saya juga merasakan hal itu saat pertama kali bergabung di dalam kelas ini. Saya bahkan dulu bergabung di gelombang 8 dan tidak lulus. Namun, saya mencoba memupuk kembali rasa semangat dalam diri hingga memutuskan untuk mengulang kelas dan lulus di Gelombang 12”.

 Dan berhasil hingga terbit buku solo pertama  yang berjudul MENGUKIR MIMPI JADI PENULIS HEBAT   bulan Agustus 2020. Saat lulus dari KBMN 12, Bunda Aam mengabdikan diri menjadi Tim Solid Omjay dan bertugas menjadi moderator di kelas belajar menulis dan kelas belajar bicara. Sehingga terbitlah buku solo kedua yang berjudul KUNCI SUKSES MENJADI MODERATOR ONLINE

    Kemudian dilanjut dengan sesi tanya jawab, nah pertanyaan pertama bagaimana cara menerbitkan buku hingga 56 buku dalam setahun, dan Bunda Aam menjawab dengan ikut nubar atau nulis bareng. Untuk menulis satu minggu satu harinya kita tulis 10 halaman A4 sehingga 5 hari menjadi 50 halaman dan apabila dibuat A5 jadilah 100 halaman sehingga sisa 2 hari untuk editing maupun layout. 

Pertanyaan kedua kunci utama untuk produktif dalam menulis setiap hari, Bunda menjawab dengan membuat niat dan motivasi diri yaitu ingin menulis 1000 buku. Kita bisa memilih tokoh panutan untuk memompa semangat. Sehingga beliau menjadikan Om Jay sebagai inspirator dan Bunda Sri Sugiastuti sebagai penyemangat jika semangat mulai padam ingatlah dengan niat awal kita lagi.

Yang membuat saya menarik  ketika pertanyaan dari salah satu anggota KBMN PGRI 28 untuk menanyakan proses Bunda sampai saat ini tentunya pernah mendapatkan bullyan maupun ejekan sampai hingga di posisi sekarang saat ini menjadi penulis hebat, Bunda Aam pun menjawab pernah dan sering sampai juga ada yang bilang meskipun diberi buku nggak akan dibaca apalagi beli, namun ketika melihat buku kita masuk penerbit mayor dan kita berprestasi, bahkan teman tersebut membeli karya kita itu dapat kita simpulkan dengan jawaban beliau apabila kita merasa diejek intinya kita senyumin saja dan tetap semangat dan berprestasi

Dari beberapa pertanyaan membuat saya makin tertarik dan yakin kita tidak akan menjadi hebat dan sukses apabila semangat kita tidak ada, Bunda Aam mengatakan luangkan waktu menulis jangan menunggu waktu luang. Sesimpel kata-kata itu namun sangat berbobot sekali. Cara memunculkan ide Ketika menulis kita bisa memperhatikan apa yang kita lihat apa yang kita dengar maupun apa yang kita sukai, Kita juga bisa membuka album foto kemudian dari foto itu kita bisa membuat 1000 cerita. Untuk menulis itu memerlukan proses sehingga benda mengibaratkan jangan ingin seperti makan cabe tapi semua butuh waktu dan keterampilan yang dilatih. 

Di pertengahan Bunda Aam juga memberikan hasil karya yang sudah beliau edit. Pesan berikutnya dari Bu Aam yaitu setiap orang pasti memiliki kesibukan namun cara membagi waktunya adalah skala prioritas, mana yang lebih urgent di kerjakan terlebih dahulu. Kalau untuk Bunda Aam sendiri pagi digunakan untuk pekerjaan dinas malamnya dipakai untuk literasi sehingga tidak mengganggu aktivitas kita sebagai guru

Tips berikutnya dari bunda Aam yaitu ketika kita sudah malas maupun jenuh dengan kebiasaan menulis, kita bisa melakukan sesuatu hal yang kita sukai atau melakukan hobi kita, seperti Bunda Aam yang suka merajut, healing intinya kita refreshing dulu sejenak untuk meninggalkan ketika mood naik turun

Pertemuan ditutup pukul 09.14 dengan motivasi Bunda Aam guru mulia karena karya, jadikan nulis sebagai passion, rajin menulis hingga karyamu berbuah manis. Dan inilah beberapa karya Bunda Aam. Terimkasih bunda Aam, sangat menginspirasi sekali.

ADMINISTRASI GURU ONLINE

 Capaian Pembelajaran (CP) Implementasi Kurikulum Merdeka SD Fase C